Senin, 04 November 2013

RENANG



De…..belajar renang ?

Belajar renang atau kursus renang bukanlah dominasi anak-anak saja. Orang dewasa pun perlu untuk mempelajari bidang yang satu ini, karena selain menyenangkan, renang merupakan keahlian yang penting untuk dimiliki semua orang. Mari kita cermati kisah-kisah dibawah ini.
Seorang karyawan sedang berlibur bersama teman kantornya, ketika ada acara permainan di kolam renang, dia langsung pura-pura sakit karena malu jika ketahuan tidak bisa berenang.
atau…
Seorang ayah sibuk mencari-cari alasan untuk menolak ajakan anaknya ke kolam renang, karena malu mengatakan kepada anaknya bahwa dia tidak bisa renang.
atau…
Ketika sedang berlibur di pantai bersama keluarga, seorang ibu takut untuk bermain sepeda air bersama anaknya karena takut tenggelam. Sebesar apapun keinginan ibu itu untuk bermain bersama anak-anaknya namun tidak cukup besar untuk mengalahkan rasa takutnya terhadap air.
Kisah di atas adalah pengalaman pribadi beberapa klien yang belajar renang dengan saya di jakarta. Ketika saya Tanya mengapa tidak mencoba untuk kursus renang dari dulu ? Jawabannya hampir seragam, yaitu sebenarnya mereka sudah pernah belajar, bahkan sampai berbulan-bulan namun masih saja takut jika harus renang di kolam yang dalam.
Rasa takut terhadap air yang dalam memang yang menjadi kendala utama. Bahkan banyak orang yang ketika memasuki usia lanjut belum pernah renang atau melakukan kegiatan di air karena gagal dalam mengatasi rasa takutnya. Namun bukan berarti rasa takut ini tidak bisa dihilangkan. Rasa takut itu sebuah sifat dasar manusia untuk bertahan hidup. Penyebab rasa takut tersebut biasanya karena ketidaktahuan. Artinya untuk mengalahkan rasa takut adalah dengan mengenal hal yang kita takutkan tadi, dalam hal ini air.
Kendala utama dalam mempelajari renang adalah ketika memulai. Pada fase ini kita dihadapkan dengan dunia baru yang memerlukan adaptasi di beberapa hal.
Pengetahuan dasar tentang adaptasi inilah yang menjadi kunci keberhasilan.
Di dalam blog ini saya bermaksud berbagi pengetahuan untuk membekali anda ketika memulai belajar renang. Sehingga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan air.
 Pahami napas anda
Adaptasi pernapasan merupakan kunci utama dari keberhasilan dalam belajar renang. Hal ini berhubungan dengan sedikit merubah kebiasaan namun tetap se-natural mungkin.

PAHAMI NAPAS ANDA
Ada beberapa pengetahuan yang sangat mendasar yang akan kita bahas.
Yang pertama…
Tariklah napas anda kemudian tahan.
Buka mulut anda sambil menahan napas.
Keluarkah udaranya ? tentu tidak
JADI TIDAK PERLU TAKUT JIKA MULUT ANDA KEMASUKAN AIR
Yang kedua…
Tarik napas biasa kemudian tahan selama mungkin anda bisa.
Hitung berapa lama anda dapat menahan napas ? (menggunakan jam apa saja asal jangan jam pasir atau jam rusak)
Sudah ?
Sekarang ulangi sekali lagi namun dengan menarik napas yang dalam.
Bandingkan hasil keduanya.
Bagaimana hasilnya? Ajaib kan…
Anda mungkin tidak menyangka bahwa ternyata lebih lama yang pertama.
Mengapa?
Karena jika paru-paru terlalu meregang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
JADI TIDAK PERLU MENARIK NAPAS YANG DALAM SAAT BERENANG
Yang ketiga…
Hitung frekuensi napas anda permenit. Catat hasilnya.
Kemudian tarik napas dan tahan selama mungkin anda bisa.
Sudah ?
Sekarang, hitung lagi frekuensi napas anda permenit.
Bandingkan kedua hasilnya.
Lebih cepat yang mana ?
Benar .. lebih cepat yang kedua
Mengapa ?
Karena tubuh hanya mengambil 4 – 5% saja dari 20% kadar oksigen tiap kali kita hirup. Tubuh akan memerintahkan paru bekerja lebih cepat jika merasa kekurangan oksigen.
JADI KURANGI KEBIASAAN MENAHAN NAPAS JIKA SEDANG BERENANG

Takut dengan kedalaman air ? Harus..

“Kok aku jadi takut ya di sini, kayaknya dalem banget sih..”
Pernyataan itu muncul dari teman saya ketika sedang menggunakan pelampung buatan dari celana panjang saat latihan water safety di lepas pantai marina semarang. Padahal teman saya ini termasuk dalam katagori perenang yang baik.
Salahkah dia karena takut ?
Tentu saja tidak, bahkan kita wajib takut terhadap laut, danau, sungai termasuk juga kolam renang. Mengapa wajib ? Karena rasa takut akan membuat kita lebih waspada dan berhati-hati. Keteledoran adalah masalah yang besar jika kita berada di lingkungan air.
Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar kasus tenggelam terjadi akibat kurangnya kewaspadaan saat berada di lingkungan air. Misalnya, anak yang lepas pengawasan saat di kolam renang, bermain di kolam dalam padahal belum bisa berenang, bermain di pantai dengan ombak yang cukup besar, bermain olah raga air tanpa memenuhi standard keselamatan dengan tidak menggunakan jaket pelampung dan sebagainya. Ketidakwaspadaan ini biasanya timbul akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan keselamatan diri.
Sebuah kalimat bijak mengatakan,
“Berani bukan berarti tidak punya rasa takut. Berani adalah mampu mengendalikan rasa takut”
Awalnya kalimat tersebut tidak mengandung arti apa-apa buat saya, sampai suatu hari saya melihat seorang anak melompat ke kolam dalam. Saat di air, dia langsung menyelam dan berenang-renang di dalam air. Tapi tidak berlangsung lama, ketika saatnya kehabisan napas barulah saya sadar ternyata anak itu tidak bisa berenang. Setelah ditolong ke tepi kolam, barulah saya tahu kalau anak tersebut mempunyai kondisi autis.
Saat itu saya mendapat pengetahuan baru bahwa ternyata memang ada orang yang tidak mengenal rasa takut. Jadi takut adalah hal yang harus dimiliki oleh semua orang, sebagai mekanisme untuk melindungi diri.
Namun rasa takut yang berlebihan pun justru menghambat kita untuk bisa beraktivitas dan menikmati lingkungan air.
Lalu, bagaimana cara mengendalikan rasa takut tersebut ?
Cara yang terbaik adalah dengan menambah pengetahuan kita tentang keselamatan di air yang meliputi tentang mengenal potensi bahaya, mengenal sifat air di tiap lingkungannya, dan tentu saja mempelajari renang.
Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya. Ketepatan yang di dasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong korban di air tidak perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik se-aman mungkin bagi penolong.
Berikut di bawah ini beberapa teknik menolong orang di air dari mulai yang paling aman :
RAIH
Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh yang tidak bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi.
Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi air.
Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT keselamatan diri anda yang paling utama.
LEMPAR
Jika tidak dapat menemukan tongkat yang cukup panjang untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung (ringbuoy, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali. Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam renang umum, maka gunakanlah ringbuoy (ban pelampung) yang ada di tepi kolam.
Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita. mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat.
Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban, sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia.
Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar, tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat.
DAYUNG
Jika anda sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi.
Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik, posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko tertangkap korban.
Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik tidak berusaha untuk mendekati korban.
RENANG
Berenang mendekati korban adalah pilihan terakhir jika cara lain tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Teknik : dibahas lebih lanjut
Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong
Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, Jangan renang jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang).
Kunci keberhasilan yang ke dua adalah adaptasi postur tubuh.
Layaknya bayi yang baru lahir, dia akan beradaptasi dengan dunia baru yaitu daratan.
Saat ini pun kita harus beradaptasi lagi dengan lingkungan air.
Sebenarnya banyak sekali teknik adaptasi postur di air, namun saya akan memberikan dasar paling utamanya saja yang sering kali kurang diperhatikan oleh sebagian kita.
Yang pertama..
Apakah setiap kali mengapung dengan posisi terlungkup, kaki anda tenggelam ?
Jika ya, coba koreksi posisi kepala anda..
Kesalahan kecil namun berdampak besar yang dilakukan oleh pemula, adalah berusaha melihat depan.
Ini menyebabkan kepala sedikit menengadah sehingga tulang belakang tertekan ke bawah.
COBA LAKUKAN DENGAN MELIHAT KE DASAR KOLAM, ANDA AKAN MERASAKAN PERBEDAANNYA
Yang kedua..
Apakah setiap kali mengapung dengan posisi terlentang, kaki anda tenggelam?
Jika ya, sekali lagi koreksi posisi kepala anda.
Kesalahan yang sering terjadi kerena berusaha melihat kaki..

COBALAH MELIHAT KE ATAS, DAN USAHAKAN TELINGA MASUK KE DALAM AIR, ANDA AKAN MERASAKAN PERBEDAANNYA
Yang ketiga….
Apakah anda sulit mengapung saat melakukan treading water, padahal buoyancy anda positif?
Coba rubah pola fikir anda..
Banyak sekali perenang saat melakukan treading water, berusaha agar seluruh kepala bahkan bahu keatas berada di atas permukaan air.
Khusus yang ini saya sulit menjelaskannya karena berhubungan dengan hukum-hukum fisika seperti archimedes, tekanan, buoyancy dll.
Tapi intinya, gunakan pelampung alamiah kita yaitu paru-paru dengan se maksimal mungkin
COBALAH MERUBAH LEVEL PERMUKAAN AIR MENJADI HANYA SEBATAS DAGU, ANDA AKAN MERASAKAN PERBEDAANNYA
Masih banyak bentuk adaptasi postur yang harus dipahami, namun itu semua pengembangan dari ketiga teknik di atas.
Silahkan mencoba, Jangan lupa untuk berdoa, peregangan dan pemanasan sebelum masuk kolam renang.
Yang paling penting, di saat anda belajar hendaknya ditemani oleh pelatih pribadi, teman atau saudara anda..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar